1. Tujuan[Kembali]
- Memahami penggunaan encoder-dekoder dan mux-demux
- memahami rangkaian dengan pengaplikasian encoder-dekoder dan mux-demux
2. Alat Dan Bahan[Kembali]
A. alat
2. DC Voltmeter
Bahan
a. mq Sensor
b. pir sensor
Pin Number |
Pin Name |
Description |
1 |
Vcc |
Tegangan input adalah +5V untuk aplikasi
umumnya. Memiliki jangkauan 4.5V- 12V |
2 |
High/Low Ouput (Dout) |
Getaran digital tinggi (3.3V) jika terpicu
dan digital rendah (0V) jika diam |
3 |
Ground |
Terhubung ke ground rangkaian |
·
Wide range on input
voltage varying from 4.V to 12V (+5V recommended)
·
Output voltage is
High/Low (3.3V TTL)
·
Can distinguish
between object movement and human movement
·
Has to operating modes
- Repeatable(H) and Non- Repeatable(H)
·
Cover distance of
about 120° and 7 meters
·
Low power consumption
of 65mA
·
Operating temperature
from -20° to +80° Celsius
c. Gerbang XOR
d. Resistor
e. Logicstate
Spesifikasi
USB 2.0 bus-powered audio interface for Mac/PC
f. seven segment
g. ic 4555
h. relay
i. ic74247
k. Dioda
l. Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara getaran listrik menjadi getaran suara.
OPAMP
Bila dilihat dari rangkaian dasarnya maka didapat tabel kebenaran seperti di atas. Pada gerbang logika OR ini bisa dikatakan bahwa jika salah satu atau lebih input bernilai 1 maka output akan bernilai 1 . Nilai output bernilai 0 hanya pada jika nilai semua input bernilai 0.
Transistor
Transistor
Rumus dari Transitor adalah :
hFE = iC/iB
dimana, iC = perubahan arus kolektor
iB = perubahan arus basis
hFE = arus yang dicapai
Karakteristik Input
Transistor adalah komponen aktif yang menggunakan aliran electron sebagai prinsip kerjanya didalam bahan. Sebuah transistor memiliki tiga daerah doped yaitu daerah emitter, daerah basis dan daerah disebut kolektor. Transistor ada dua jenis yaitu NPN dan PNP. Transistor memiliki dua sambungan: satu antara emitter dan basis, dan yang lain antara kolektor dan basis. Karena itu, sebuah transistor seperti dua buah dioda yang saling bertolak belakang yaitu dioda emitter-basis, atau disingkat dengan emitter dioda dan dioda kolektor-basis, atau disingkat dengan dioda kolektor.
Bagian emitter-basis dari transistor merupakan dioda, maka apabila dioda emitter-basis dibias maju maka kita mengharapkan akan melihat grafik arus terhadap tegangan dioda biasa. Saat tegangan dioda emitter-basis lebih kecil dari potensial barriernya, maka arus basis (Ib) akan kecil. Ketika tegangan dioda melebihi potensial barriernya, arus basis (Ib) akan naik secara cepat.
Pemberian bias Ada beberapa macam rangkaian pemberian bias, yaitu: 1. Fixed bias yaitu, arus bias IB didapat dari VCC yang dihubungkan ke kaki B melewati tahanan R seperti gambar 58. Karakteristik Output.2.Self Bias adalah arus input didapatkan dari pemberian tegangan input VBB seperti gambar 60.
Sebuah transistor memiliki empat daerah operasi yang berbeda yaitu daerah aktif, daerah saturasi, daerah cutoff, dan daerah breakdown. Jika transistor digunakan sebagai penguat, transistor bekerja pada daerah aktif. Jika transistor digunakan pada rangkaian digital, transistor biasanya beroperasi pada daerah saturasi dan cutoff. Daerah breakdown biasanya dihindari karena resiko transistor menjadi hancur terlalu besar.
Gelombang I/O Transistor
Bagian emitter-basis dari transistor merupakan dioda, maka apabila dioda emitter-basis dibias maju maka kita mengharapkan akan melihat grafik arus terhadap tegangan dioda biasa. Saat tegangan dioda emitter-basis lebih kecil dari potensial barriernya, maka arus basis (Ib) akan kecil. Ketika tegangan dioda melebihi potensial barriernya, arus basis (Ib) akan naik secara cepat.
Transistor merupakan salah satu komponen elektronika yang banyak sekali dipakai di dunia industri. Transistor yang umum dipakai memiliki 3 (tiga) metode kerja yaitu :
a.Cut Off adalah kondisi dimana transistor tidak mengalirkan arus listrik.
b.Saturasi adalah kondisi dimana transistor tepat mengalirkan arus listrik.
c.Aktif adalah kondisi dimana transistor bisa disebut sebagai penguat.
Dari 3 metode kerja pada transistor tersebut, dapat dijelaskan juga pada gambar yang merupakan karakteristik transistor.
Jenis Nomor : Jumlah jenis perangkat merupakan nomor bagian individu yang diberikan ke perangkat. Nomor perangkat biasanya sesuai dengan JEDEC (Amerika) atau Pro-Elektron (Eropa). Ada juga sistem standar Jepang untuk penomoran pada transistor.
Kasus : Memeriksa sambungan pin karena pin-pin tersebut tidak selalu standar. Beberapa jenis transistor mungkin memiliki sambungan pin dengan format EBC, sedangkan kadang-kadang sambungan pin dengan format ECB, dan ini dapat menyebabkan kebingungan dalam beberapa kasus.
Bahan : Bahan yang digunakan untuk suatu perangkat sangat penting karena mempengaruhi persimpangan bias maju dan karakteristik lainnya. Bahan yang paling umum digunakan untuk transistor bipolar adalah silikon dan germanium.
Polaritas : Polaritas pada perangkat sangat penting karena mendefinisikan polaritas bias dan pengoperasian pada perangkat. Dua tipe NPN dan PNP. NPN adalah jenis yang paling umum. Kedua tipe ini memiliki kecepatan yang lebih tinggi sebagai elektron. Ketika berjalan dalam konfigurasi emitorumum, sirkuit NPN akan menggunakan tegangan rel positif dan garis umum negatif, transistor PNP akan membutuhkan rel negatif dan tegangan umum positif.
VCEO : Tegangan kolektor emiter dan bias terbuka.
VCBO : Tegangan kolektor bias dan emiter terbuka.
VEBO : Tegangan emiter bias dan kolektor terbuka.
IC : Arus kolektor.
ICM : Arus puncak kolektor.
IBM : Arus puncak bias.
PTOT : Disipasi daya total-ini biasanya untuk suhu sekitar25oC. Ini adalah nilai maksimum dari daya yang didapat dengan aman.
ICBO : Arus cut off kolektor bias.
IEBO : Arus cut off emiter bias.
hFE : Peningkatan arus.
VCEsat : Tegangan saturasi kolektor emiter.
VBEsat : Tegangan saturasi bias emiter.
Cc : Kapasitas kolektor.
Ce : Kapasitas emiter.
Secara fungsinya transistor dapat berfungsi sebagai saklar, kondisi ini setara dengan kondisi transistor pada saat saturasi dan fungsi lain dari transistor adalah sebagai penguat sinyal yakni sama dengan kondisi transistor pada saat transistor dalam keadaan mode kerja aktif.
Transistor BC547 merupakan transistor tipe NPN yang digunakan untuk switching agar mengaktifkan kontak relay dan relay tersebut akan memberikan kontak pada motor dc.
Transistor JFET
FET adalah suatu semiconductor device seperti halnya bipolar transistor. Perbedaan utamanya adalah arus yang melalui device di-kontrol oleh tegangan. Sedangkan pada bipolar transistor, arus arus yang melalui device di-kontrol oleh arus.
Apabila kita hubungkan tegangan bias dari gate ke source dengan polaritas seperti diperlihatkan pada gambar 11.2 (a), VGG = 1 Volt, maka akan menghasilkan tegangan gate-source VGS = -1 Volt. Sedangkan pada drain kita berikan tegangan supply (VDD) yang dapat diatur besarnya (variabel). Dengan mengatur VDD mulai dari nol sampai dengan nilai tertentu, maka akan dihasilkan kurva karakteristik drain, seperti diperlihatkan pada gambar 11.2 (b).
Sebaliknya jika tegangan bias dari gate ke source (VGG) dapat diatur besarnya (variabel), sedangkan tegangan supply (VDD) yang konstan besarnya, maka magnitudo arus drain (ID) akan berkurang dengan pertambahan magnitudo dari VGS. Sehingga besarnya arus drain (ID) dikontrol oleh besarnya tegangan gate-source (VGS), sebagaimana diilustrasikan pada gambar 11.3.
Resistor
Kode Warna Resistor
1. Resistor dengan 4 cincin kode warna
Maka cincin ke 1 dan ke 2 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 3 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warnake 4 menunjukan nilai toleransi resistor.
2. Resistor dengan 5 cincin kode warna
Maka cincin ke 1, ke 2 dan ke 3 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 4 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warna ke 5 menunjukan nilai toleransi resistor.
3. Resistor dengan 6 cincin warna
Resistor dengan 6 cicin warna pada prinsipnya sama dengan resistor dengan 5 cincin warna dalam menentukan nilai resistansinya. Cincin ke 6 menentukan coefisien temperatur yaitu temperatur maksimum yang diijinkan untuk resistor tersebut
Kode Huruf Resistor
Kode Huruf Untuk Nilai Resistansi :
- R, berarti x1 (Ohm)
- K, berarti x1000 (KOhm)
- M, berarti x 1000000 (MOhm)
Kode Huruf Untuk Nilai Toleransi :
- F, untuk toleransi 1%
- G, untuk toleransi 2%
- J, untuk toleransi 5%
- K, untuk toleransi 10%
- M, untuk toleransi 20%
Seven Segmen
Seven Segment Display (7 Segment Display) dalam bahasa Indonesia disebut dengan Layar Tujuh Segmen adalah komponen Elektronika yang dapat menampilkan angka desimal melalui kombinasi-kombinasi segmennya. Seven Segment Display pada umumnya dipakai pada Jam Digital, Kalkulator, Penghitung atau Counter Digital, Multimeter Digital dan juga Panel Display Digital seperti pada Microwave Oven ataupun Pengatur Suhu Digital . Seven Segment Display pertama diperkenalkan dan dipatenkan pada tahun 1908 oleh Frank. W. Wood dan mulai dikenal luas pada tahun 1970-an setelah aplikasinya pada LED (Light Emitting Diode).
Seven Segment Display memiliki 7 Segmen dimana setiap segmen dikendalikan secara ON dan OFF untuk menampilkan angka yang diinginkan. Angka-angka dari 0 (nol) sampai 9 (Sembilan) dapat ditampilkan dengan menggunakan beberapa kombinasi Segmen. Selain 0 – 9, Seven Segment Display juga dapat menampilkan Huruf Hexadecimal dari A sampai F. Segmen atau elemen-elemen pada Seven Segment Display diatur menjadi bentuk angka “8” yang agak miring ke kanan dengan tujuan untuk mempermudah pembacaannya. Pada beberapa jenis Seven Segment Display, terdapat juga penambahan “titik” yang menunjukan angka koma decimal. Terdapat beberapa jenis Seven Segment Display, diantaranya adalah Incandescent bulbs, Fluorescent lamps (FL), Liquid Crystal Display (LCD) dan Light Emitting Diode (LED).
LED 7 Segmen (Seven Segment LED)
Salah satu jenis Seven Segment Display yang sering digunakan oleh para penghobi Elektronika adalah 7 Segmen yang menggunakan LED (Light Emitting Diode) sebagai penerangnya. LED 7 Segmen ini umumnya memiliki 7 Segmen atau elemen garis dan 1 segmen titik yang menandakan “koma” Desimal. Jadi Jumlah keseluruhan segmen atau elemen LED sebenarnya adalah 8. Cara kerjanya pun boleh dikatakan mudah, ketika segmen atau elemen tertentu diberikan arus listrik, maka Display akan menampilkan angka atau digit yang diinginkan sesuai dengan kombinasi yang diberikan.
Terdapat 2 Jenis LED 7 Segmen, diantaranya adalah “LED 7 Segmen common Cathode” dan “LED 7 Segmen common Anode”.
LED 7 Segmen Tipe Common Cathode (Katoda)
Pada LED 7 Segmen jenis Common Cathode (Katoda), Kaki Katoda pada semua segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan Kaki Anoda akan menjadi Input untuk masing-masing Segmen LED. Kaki Katoda yang terhubung menjadi 1 Pin ini merupakan Terminal Negatif (-) atau Ground sedangkan Signal Kendali (Control Signal) akan diberikan kepada masing-masing Kaki Anoda Segmen LED.
LED 7 Segmen Tipe Common Anode (Anoda)
Pada LED 7 Segmen jenis Common Anode (Anoda), Kaki Anoda pada semua segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan kaki Katoda akan menjadi Input untuk masing-masing Segmen LED. Kaki Anoda yang terhubung menjadi 1 Pin ini akan diberikan Tegangan Positif (+) dan Signal Kendali (control signal) akan diberikan kepada masing-masing Kaki Katoda Segmen LED.
Prinsip Kerja Dasar Driver System pada LED 7 Segmen
Berikut ini adalah Blok Diagram Dasar untuk mengendalikan LED 7 Segmen :
Blok Dekoder pada diagram diatas mengubah sinyal Input yang diberikan menjadi 8 jalur yaitu “a” sampai “g” dan poin decimal (koma) untuk meng-ON-kan segmen sehingga menghasilkan angka atau digit yang diinginkan. Contohnya, jika output dekoder adalah a, b, dan c, maka Segmen LED akan menyala menjadi angka “7”. Jika Sinyal Input adalah berbentuk Analog, maka diperlukan ADC (Analog to Digital Converter) untuk mengubah sinyal analog menjadi Digital sebelum masuk ke Input Dekoder. Jika Sinyal Input sudah merupakan Sinyal Digital, maka Dekoder akan menanganinya sendiri tanpa harus menggunakan ADC.
Fungsi daripada Blok Driver adalah untuk memberikan arus listrik yang cukup kepada Segmen/Elemen LED untuk menyala. Pada Tipe Dekoder tertentu, Dekoder sendiri dapat mengeluarkan Tegangan dan Arus listrik yang cukup untuk menyalakan Segmen LED maka Blok Driver ini tidak diperlukan. Pada umumnya Driver untuk menyalakan 7 Segmen ini adalah terdiri dari 8 Transistor Switch pada masing-masing elemen LED.
I. Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.
Dibawah ini adalah gambar bentuk Relay dan Simbol Relay yang sering ditemukan di Rangkaian Elektronika.
Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :
- Electromagnet (Coil)
- Armature
- Switch Contact Point (Saklar)
- Spring
Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay :
Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :
- Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)
- Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi OPEN (terbuka)
Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh sebuah kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk berpindah dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi dimana Armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan menjadi OPEN atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik, Armature akan kembali lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh Relay untuk menarik Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik yang relatif kecil.
Karena Relay merupakan salah satu jenis dari Saklar, maka istilah Pole dan Throw yang dipakai dalam Saklar juga berlaku pada Relay. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai Istilah Pole and Throw :
- Pole : Banyaknya Kontak (Contact) yang dimiliki oleh sebuah relay
- Throw : Banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah Kontak (Contact)
Berdasarkan penggolongan jumlah Pole dan Throw-nya sebuah relay, maka relay dapat digolongkan menjadi :
- Single Pole Single Throw (SPST) : Relay golongan ini memiliki 4 Terminal, 2 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
- Single Pole Double Throw (SPDT) : Relay golongan ini memiliki 5 Terminal, 3 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
- Double Pole Single Throw (DPST) : Relay golongan ini memiliki 6 Terminal, diantaranya 4 Terminal yang terdiri dari 2 Pasang Terminal Saklar sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil. Relay DPST dapat dijadikan 2 Saklar yang dikendalikan oleh 1 Coil.
- Double Pole Double Throw (DPDT) : Relay golongan ini memiliki Terminal sebanyak 8 Terminal, diantaranya 6 Terminal yang merupakan 2 pasang Relay SPDT yang dikendalikan oleh 1 (single) Coil. Sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil.
Selain Golongan Relay diatas, terdapat juga Relay-relay yang Pole dan Throw-nya melebihi dari 2 (dua). Misalnya 3PDT (Triple Pole Double Throw) ataupun 4PDT (Four Pole Double Throw) dan lain sebagainya.
Untuk lebih jelas mengenai Penggolongan Relay berdasarkan Jumlah Pole dan Throw, silakan lihat gambar dibawah ini :
Beberapa fungsi Relay yang telah umum diaplikasikan kedalam peralatan Elektronika diantaranya adalah :
- Relay digunakan untuk menjalankan Fungsi Logika (Logic Function)
- Relay digunakan untuk memberikan Fungsi penundaan waktu (Time Delay Function)
- Relay digunakan untuk mengendalikan Sirkuit Tegangan tinggi dengan bantuan dari Signal Tegangan rendah.
- Ada juga Relay yang berfungsi untuk melindungi Motor ataupun komponen lainnya dari kelebihan Tegangan ataupun hubung singkat (Short).
J. Buzzer
Buzzer Elektronika adalah sebuah komponen elektronika yang dapat menghasilkan getaran suara berupa gelombang bunyi. Buzzer elektronika akan menghasilkan getaran suara ketika diberikan sejumlah tegangan listrik dengan taraf tertentu sesuai dengan spesifikasi bentuk dan ukuran buzzer elektronika itu sendiri. Pada umumnya, buzzer elektronika ini sering digunakan sebagai alarm karena penggunaannya yang cukup mudah yaitu dengan memberikan tegangan input maka buzzer elektronika akan menghasilkan getaran suara berupa gelombang bunyi yang dapat didengar manusia.
Pada dasarnya, setiap buzzer elektronika memerlukan input berupa tegangan listrik yang kemudian diubah menjadi getaran suara atau gelombang bunyi yang memiliki frekuensi berkisar antara 1 - 5 KHz. Jenis buzzer elektronika yang sering digunakan dan ditemukan dalam rangkaian adalah buzzer yang berjenis Piezoelectric (Piezoelectric Buzzer). Hal itu karena Piezoelectric Buzzer memiliki berbagai kelebihan diantaranya yaitu lebih murah, relatif lebih ringan dan lebih mudah penggunaannya ketika diaplikasikan dalam rangkaian elektronika.
Efek Piezoelektrik (Piezoelectric Effect) ditemukan pertama kali oleh dua orang ilmuwan Fisika pada tahun 1880 bernama Pierre Curie dan Jacques Curie yang berasal dari kebangsaan Perancis. Penemuan tersebut kemudian dikembangkan oleh sebuah perusahaan Jepang menjadi Piezoelectric Buzzer dan mulai populer digunakan pada tahun 1970-an.
Dalam rangkaian elektronika, piezoelectric buzzer dapat digunakan pada tegangan listrik sebesar 6 volt hingga 12 volt dan dengan tipikal arus sebesar 25 mA. Buzzer yang termasuk dalam keluarga Transduser ini sering disebut juga dengan Beeper.
Baca juga : Pengertian dan Jenis Transduser
BENTUK DAN SIMBOL BUZZER ELEKTRONIKA
Pada umumnya Buzzer Elektronika memiliki bentuk seperti tabung silinder dengan sebuah lubang kecil di bagian atas dan dua buah pin/kaki di bagian bawah. Berikut adalah bentuk dan simbol Buzzer Elektronika :
Pada dasarnya Buzzer Elektronika menyerupai loud speaker namun memiliki fungsi-fungsi yang lebih sederhana. Berikut adalah beberapa fungsi buzzer elektronika :
· Sebagai bel rumah
· Alarm pada berbagai peralatan
· Peringatan mundur pada truk
· Komponen rangkaian anti maling
· Indikator suara sebagai tanda bahaya atau yang lainnya
· Timer
· Dan lain-lain
PRINSIP KERJA BUZZER ELEKTRONIKA
Pada dasarnya, prinsip kerja dari buzzer elektronika hampir sama dengan loud speaker dimana buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang secara diafragma. Ketika kumparan tersebut dialiri listrik maka akan menjadi elektromagnet sehingga mengakibatkan kumparan tertarik ke dalam ataupun ke luar tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya. Karena kumparan dipasang secara diafragma maka setiap kumparan akan menggerakkan diafragma tersebut secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara.
Namun dibandingkan dengan loud speaker, buzzer elektronika relatif lebih mudah untuk digerakkan. Sebagai contoh, buzzer elektronika dapat langsung diberikan tegangan listrik dengan taraf tertentu untuk dapat menghasilkan suara. Hal ini tentu berbeda dengan loud speaker yang memerlukan rangkaian penguat khusus untuk menggerakkan speaker agar menghasilkan suara yang dapat didengar oleh manusia.
Motor listrik
Motor Listrik adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion) dengan menggunakan arus searah(DC).Pada prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena elektromagnet untuk bergerak, ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat utara akan bergerak menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang bersifat selatan akan bergerak menghadap ke utara magnet. Saat ini, karena kutub utara kumparan bertemu dengan kutub selatan magnet ataupun kutub selatan kumparan bertemu dengan kutub utara magnet maka akan terjadi saling tarik menarik yang menyebabkan pergerakan kumparan berhenti.
Dioda
Dioda adalah komponen/part elektronik aktif yang dibuat dari bahan semikonduktor yang berfungsi utama menyearahkan AC menjadi DC.Dioda mempunyai dua elektroda, yaitu anoda (A) dan katoda (K). Dioda bersifat hanya meluluskan satu potential/ polaritas tegangan dan menahan/tidak meluluskan potential tegangan yang lainnya.Dioda yang digunakan adalah dioda power-rectifier (1n4002) Yaitu dioda penyearah untuk keperluan power-supply (sumber daya). Dioda ini sangat umum dan paling banyak penerapannya di berbagai rangkaian elektronik. Dioda jenis ini mempunyai rating arus max.1A.
Cara Pemasangan Dioda dalam Rangkaian Elektronika
4. Prosedur Percobaan[Kembali]
1. persiapkan alat dan bahan
2. perhatikan datasheet pada setiap komponen rangkain
3. rangkailah rangkaialah komponen tersebut
4. pastikan rangkaian berjalan dengan kondisi yang diinginkan
5. Prinsip Kerja Rangkaian[Kembali]
prinsip kerja dari kamar mandi otomatis ini kita menggunakan 4 buah jenis sensor. Pertama sensor pir yang mana sensor ini berfungsi untuk mendeteksi orang di dalam kamar mandi dan sensor ini mengeluarkan output yaitu lampu yang mana ketika ada orang di kamar mandi maka lampu secara otomatis menyala. kedua kita menggunakan sensor suhu yang mana sensor suhu ini diletakkan di dinding kamar mandi ketika sensor ini mendeteksi suhu kamar mandi itu dingin maka sensor ini akan mengeluarkan output berupa heater yang mana ketika suhu di kamar mandi itu dingin maka heater akan berfungsi untuk memanaskan air. ketiga kita menggunakan sensor mq 2 atau gas yang mana sensor ini berfungsi mendeteksi adanya asap rokok dikamar mandi dan sensor ini mengeluarkan output berupa moto yang mana berfungsi membuka ventilasi dari kamar mandi agar asap keluar dari kamar mandi. ke empat kita menggunakan water level sensor yang mana pada water level sensor ini berfungsi untuk mendeteksi ketinggian air pada bak kamar mandi, disini kami menggunakan potensiometer sebagai inputan mengetahui air di bak kamar mandi penuh atau tidak dan pada water level sensor ini menggunakan output berupa motor yang berfungsi sebagai menghidupkan pompa air. ke lima kita menggunakan proximity sensor yang mana pada proximity sensor ini berfungsi untuk mendeteksi orang di dekat closet, disini kami menggunakan potensiometer sebagai inputan mengetahui apakah ada orang atau tidak pada proximity sensor ini menggunakan output berupa motor yang berfungsi sebagai membuka tutup closet.
ketika rangkaian dijalankan pada sensor pir berlogika satu akan mengumpankan arus ke pin B IC 74247 yang mana keluaran dari ic 74247 ini di hubugnkan dengan 7 segment. pin B yang mendapatkan logika satu dari sensor pir akan membuat 7 segment menampilkan 2 yang menandakan sensor pir aktir. selain itu sensor pir juga mengumpnkan arus ke resistor R1 dan terbaca tegangan sebesar 1.08 V lalu diumpakan ke kaki base transistor. Tegangan tersebut cukup untuk mengaktifkan transitor, ketika transistor ini aktif ada arus yang mengalir dari power suppply ke relay lalu ke kaki kolektor dan kaki emittor dan diteruskna ke ground sehingga menyebabkan switch berpindah kanan ke kiri dan menyebabkan output menyala berupa lampu yang menandakan ada orang di dalam kamar mandi
ketika rangkaian dijalankan pada sensor suhu 1 (tinggi) dan sensor suhu 2 (rendah) bekerja kedua sensor ini akan mengumpankan arus ke kaki input gerbang logika xor dimana gerbang logika xor ini akan memberikan output 1 ketika hanya satu kakinya saja yang bernilai 1 sedangkan kaki lain bernilai 0. keluaran dari gerbang xor akan diumpnakan ke pin a IC 74247 yang mana keluaran dari ic 74247 ini di hubugnkan dengan 7 segment. pin C yang mendapatkan logika satu dari gerbang xor akan membuat 7 segment menampilkan angka 4 ketika yang menandakan sensor suhu aktir. ketika sensor pir dan sensor suhu aktif bersamaan angka yang ditampilkan adalah angka 6. selain itu kedua sensor suhu juga mengumpnkan arus ke pin a (sensor suhu tinggi) dan b (sensor suhu rendah). Ketika sensor suhu tinggi dan rendah bersamaan memberikan nilai 1 maka keleluaran Q3 Ic ini akan mengumpankan teganagn ke resistor R2 dan buzzer yang menandakan salah satu sensor erorr. ketika pin b (sensor suhu rendah) bernilai 1 sedangkan pin a (sensor suhu tinggi) bernilai 0 keluaran Q2 Ic ini akan mengumpankan teganagn ke resistor R7 dan terbaca tegangan sebesar 1.06 V lalu diumpakan ke kaki base transistor. Tegangan tersebut cukup untuk mengaktifkan transitor, ketika transistor ini aktif ada arus yang mengalir dari power suppply ke relay lalu ke kaki kolektor dan kaki emittor dan diteruskna ke ground sehingga menyebabkan switch berpindah kanan ke kiri dan menyebabkan output menyala berupa heater untuk menghangatkan kamar mandi
ketika rangkaian dijalankan pada sensor gas berlogika satu akan mengumpankan arus ke pin A IC 74247 yang mana keluaran dari ic 74247 ini di hubungkan dengan 7 segment. pin A yang mendapatkan logika satu dari sensor gas akan membuat 7 segment menampilkan 1 yang menandakan sensor gas aktir. ketika sensor gas berlogika 1 bersamaan dengan senro suhu ataupun sensor pir 7 segment akan menampilkan angka ganjil. selain itu sensor gas juga mengumpnkan arus ke resistor R3 dan terbaca tegangan sebesar 1.08 V lalu diumpakan ke kaki base transistor. Tegangan tersebut cukup untuk mengaktifkan transitor, ketika transistor ini aktif ada arus yang mengalir dari power suppply ke relay lalu ke kaki kolektor dan kaki emittor dan diteruskna ke ground sehingga menyebabkan switch berpindah kanan ke kiri dan menyebabkan output menyala berupa motor yang menandakan terdapat gas ataupun asap di kamar mandi dan ventilasi akan terbuka
ketika rangkaian dijalankan pada sensor gas berlogika satu akan mengumpankan arus ke pin A IC 74247 yang mana keluaran dari ic 74247 ini di hubungkan dengan 7 segment. pin A yang mendapatkan logika satu dari sensor gas akan membuat 7 segment menampilkan 1 yang menandakan sensor gas aktir. ketika sensor gas berlogika 1 bersamaan dengan senro suhu ataupun sensor pir 7 segment akan menampilkan angka ganjil. selain itu sensor gas juga mengumpnkan arus ke resistor R3 dan terbaca tegangan sebesar 1.08 V lalu diumpakan ke kaki base transistor. Tegangan tersebut cukup untuk mengaktifkan transitor, ketika transistor ini aktif ada arus yang mengalir dari power suppply ke relay lalu ke kaki kolektor dan kaki emittor dan diteruskna ke ground sehingga menyebabkan switch berpindah kanan ke kiri dan menyebabkan output menyala berupa motor yang menandakan terdapat gas ataupun asap di kamar mandi dan ventilasi akan terbuka
ketika rangkaian dijalankan pada sensor water level akan memberikan logika 1 jika air dalam keadaan rendah (kurang dari 92%) dan akan mengumpankan arus ke rangkaiann pasif kapasitor dan induktor lalu akan mengumpankan arus ke rangkaian detektor non inverting . hasil penguatan dari rangkian detektor akan di umpankan ke resistor R6 dan terbaca tegangan sebesar 0.87 V lalu diumpakan ke kaki base transistor. Tegangan tersebut cukup untuk mengaktifkan transitor, ketika transistor ini aktif ada arus yang mengalir dari power suppply ke relay lalu ke kaki kolektor dan kaki emittor dan diteruskna ke ground sehingga menyebabkan switch berpindah kanan ke kiri dan menyebabkan pompa air mati menandakan bak air sudah penuh. ketika water level sensor memberika logika o (air rendah kurang dari 92%) akan memberikan efek pada tegangan transistor yaitu sebesar -10.6 V tegangan ini belum cukup untuk membuat transistor aktif sehingga tidak akan ada arus yang mengalir pada dari power suppply ke relay lalu ke kaki kolektor dan kaki emittor dan diteruskna ke ground switch tetap di kanan dan pompa air akan nyala untuk mengisi bak air
ketika rangkaian dijalankan pada sensor procimity akan memberikan logika 1 jika ada orang didekat closet dan akan mengumpankan arus ke rangkaiann pasif kapasitor dan induktor lalu akan mengumpankan arus ke rangkaian detektor non inverting . hasil penguatan dari rangkian detektor akan di umpankan ke resistor R4 dan terbaca tegangan sebesar 0.87 V lalu diumpakan ke kaki base transistor. Tegangan tersebut cukup untuk mengaktifkan transitor, ketika transistor ini aktif ada arus yang mengalir dari power suppply ke relay lalu ke kaki kolektor dan kaki emittor dan diteruskna ke ground sehingga menyebabkan switch berpindah kiri ke kanan dan menyebabkan motor aktif untuk membuka penutup closet . ketika tidak ada orang didekat closet, sensor proximity memberika logika o akan memberikan efek pada tegangan transistor yaitu sebesar -10.6 V tegangan ini belum cukup untuk membuat transistor aktif sehingga tidak akan ada arus yang mengalir pada dari power suppply ke relay lalu ke kaki kolektor dan kaki emittor dan diteruskna ke ground switch tetap di kiri dan penutup closet tidak terbuka.
6. Vidio Rangkaian[Kembali]
7. Download File[Kembali]
Vidio Simulasi[disini
Datasheet resistor disini
Datasheet transistor disini
Datasheet sevensegment disini
Datasheet buzzer disini
Datasheet OPAM disini
Datasheet dioda disini
Datasheet baterai klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar